Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
pada Materi Peran dan Dampak Teknologi Informasi dan
Komunikasi
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mengaitkan materi
pembelajaran yang dipelajari dengan situasi
masalah dunia nyata siswa. Selain itu, penerapan pembelajarann berbasis masalah juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan
pengetahuan yang dimilikinya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Rusman, (2012: 247) menyatakan penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik dari
pihak guru yang harus berperan sebagai fasilitator sekaligus sebagai
pembimbing.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan
peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi
pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah peserta
didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkannya. Selanjutnya menurut Ibrahim
(2002: 5) menyatakan bahwa:
Penerapan pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan
atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan
autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan. Pembelajaran
berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya pada siswa.
Pembelajaran berbasis
masalah bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan
keterampilan pemecahan
masalah. Dalam penerapan pembelajaran berbasis
masalah guru dituntut dapat memahami secara utuh setiap bagian dari konsep pembelajaran
berbasis masalah dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berfikir
siswa. Siswa juga harus siap untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Kemudian masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran
dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi
pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan
interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berpengaruh dengan
pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan
penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan,
mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan
bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan pengalaman yang kaya pada
siswa. Dengan kata lain, penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka
dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari. Langkah
awal kegiatan pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan dengan mengajak siswa
untuk memahami situasi yang diajukan baik oleh guru maupun siswa, yang dimulai
dari apa yang telah diketahui oleh siswa, dalam penerapannya pembelajaran
berbasis masalah (PBM) membutuhkan kesiapan guru dan siswa untuk bisa
bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang akan diangkat dan dijadikan topik
permasalahan. Guru harus menjadi pembimbing sekaligus tutor bagi para siswa
yang dapat memberikan motivasi, semangat dan membantu dalam menguasai keterampilan
pemecahan masalah.
Melalui penerapan model
pembelajaran berbasis masalah siswa akan mempersentasikan gagasannya serta terlatih
merefleksikan persepsinya, mengargumentasikan dan berkomunikasi kepihak lain
sehingga guru memhami proses berpikir siswa, dan guru dapat membimbing selama
proses pembelajaran dengan demikian, pembelajaran pembelajaran berlangsung
sesuai dengan kemampuan siswa, sehingga interaksi antara guru dan siswa serta
antara sesama siswa menjadi terkondisi dan terkendali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar