Sabtu, 13 Oktober 2018


PENGERTIAN DAN LANGKAH-LANGKAH
MODEL/METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN



1.    Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang mempunyai ciri khusus yaitu: rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan sehingga berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Agus Suprijono, (2009:46)  model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psiklologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di Kelas. Sedangkan menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2011:50), mengatakan bahwa:
Model pembelajaran adalah suatu pola rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, menggunakan materi pelajaran serta memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya. Salah satu ciri khusus model pembelajaran yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu yaitu tingkah laku mengajar yang menggambarkan pola kegiatan guru dan siswa dalam berinteraksi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  1.   PEMBELAJARAN ACTTIVE LEARNING ADALAH

Active learning pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Senada dengan pernyataan diatas Melvin L. Silberman, (2013) “strategi Active learning adalah merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang komprehensif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik menjadi aktif”. Sedangkan Sukandi (2003: 6) Menyebutkan bahwa: Active learning adalah cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar serta menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiataif dan tanggung jawab belajar si pembelajar, sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya, dan tidak tergantung kepada guru atau orang lain bila mereka mempelajari hal-hal baru.
1.      Langkah-Langkah Strategi Pembalajaran Active Learning
Dalam strategi  pembalajaran active learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Dalam penerapannya strategi pembelajaran ini terdapat langkah-langkah yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hamdani, (2013: 50-51). menyatakan langkah-langkah strategi  pembalajaran active learning sebagai berikut:
1)   Pengalaman dengan indikator sebagai berikut:
a)    Melakukan pengamatan
b)   Melakukan percobaan
c)    Melakukan wawancara
d)   Membuat sesuatu
2)   Interaksi dengan indikator sebagai berikut:
a)    Mengajukan pertanyaan
b)   Meminta pendapat orang lain
c)    Memberi komentar
d)   Bekerja dalam kelompok
3)   Komunikasi dengan indikator sebagai berikut:
a)    Mendemonstrasikan,mempertunjukan dan menjelaskan
b)   Berbicara, bercerita dan menceritakan
c)    Melaporkan mengemukakan pendapat, lisan/tulisan
d)   Memajang hasil karya
4)   Refleksi dengan indikator sebagai berikut:
1)   Memikirkan kembali hasil kerja/pikiran sendiri

Langka-langkah strategi  pembelajaran active learning tidak akan berhasil jika tidak diimbangi dengan keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran untuk itu diperlukan keseriusan dari pendidik serta didukung sarana, prasarana yang memadai.

B.     Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing
Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.
Model Pembelajaran snowball throwing (melempar bola) merupakan jenis pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar.
2.    Langkah-Langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing
Agar guru dapat membimbing kegiatan pembelajaran secara efektif, ada tujuh langkah-langkah  model Pembelajaran Snowball Throwing menurut Miftahul Huda, (2014 : 227) sebagai berikut:
a)    Guru menyampaikan materi akan disajikan
b)   guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
c)    masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya
d)   masing-masing siswa diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja menyangkut materi yang telah dijelaskan oleh ketua kelompok
e)    siswa membentuk kertas tersebut seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 15 menit
f)    setelah mendapat satu bola, iya diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian
g)   guru mengevaluasi dan menutup pembelajaran

            Langkah-langkah penggunaan Pembelajaran Snowball Throwing diatas merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dapat meningkatkan aktifitas dan kreativitas  siswa dalam belajar dengan meningkatnya kreativitas siswa dalam belaja otomatis akan berdampak baik pada meningkatnya nilai siswa.
C.    Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi
Metode resitasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada murid agar dapat belajar menemukan dan merasakan sendiri kegiatan belajar yang telah dilakukan. Metode pembelajaran Resitasi (Penugasan) adalah Metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dilaboratorium, diperpustakaan, dibengkel, dirumah siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. (Djamarah, 2010: 85). Soekartawi, (1995:19), mendefinsikan metode resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari dan kemudian dipertanggungjawabkan didepan kelas dari pernyaataan tersebut dapat peneliti simpulkan metode resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran.



Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Resitasi
Suatu metode pembalajaran selalu memiliki fase atau langkah-langkah. Dan langkah-langkah inilah yang menjadi pedoman pendidik dalam menerapkannya dalam proses pembelajaran. Majid, (2014 : 209-210) Jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium. Langkah-langkah menggunakan Metode Tugas/Resitasi adalah sebagai berikut :
a.     Langkah Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai. Jenis tugas yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup
b.    Langkah Pelaksanaan Tugas
1)        Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
2)        Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya
3)        Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri
4)        Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik
c.     Langkah Pertanggung jawaban Tugas
Hal yang perlu diperhantikan adalah sebagai berikut.
1)   Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan
2)   Ada tanya jawab dan diskusi
3)   Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya. Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut Resitasi.

Langkah-langkah metode resitasi diatas merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan metode resitasi dapat diwujudkan. Mengingat pentingnya metode pemberian tugas dalam proses belajar, sehingga dalam mencermati hal itu kalangan ahli pendidikan banyak memberikan petunjuk dan penekanan khusus yang berkaitan dengan jenis dan metode pemberian tugas kepada siswa. Kesemuanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Ini berarti bahwa guru, dalam memberikan tugas, harus menjelaskan langkah-langkah yang perlu dipelajari siswa, agar siswa tidak merasa bingung apa yang harus diperhatikan jika langkah-langkah yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada langkah-langkah yang dijelaskan sehingga akan dapt meningkatkan hasil belajar siswa

D.    Pengertian metode Pembelajaran Everyone Is Teacher Here
Agus Suprijono, (2009:110) menyatakan Metode pembelajaran every one is teacher here (setiap orang adalah guru) merupakan tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individu. Sedangkan Sodiq (2001: 21), metode every one is teacher here yaitu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuanmenganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.
Bedasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan metode every one is teacher here merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa dan hasil belajar siswa.
1.      Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Every One Is Teacher Here
Suatu model pembalajaran selalu memiliki fase atau langkah-langkah. Dan langkah-langkah inilah yang menjadi pedoman pendidik dalam menerapkannya dalam proses pembelajaran. Dibawah ini merupakan langkah-langkah metode every one is teacher here Agus Suprijono (2009: 110) langkah-langkahnya sebagai berikut:
1)        Berikan bahan bacaan dan meminta peserta untuk membaca bahan tersebut.
2)        Mintalah setiap peserta untuk membuat pertanyaan dari bahan tersebut dan ditulis dikertas.
3)        Kocoklah kertas pertanyaan tersebut, lalu bagikan kembali pada semua peserta.
4)        Mintalah peserta dalam hati sambil memikirakan jawabannya dari pertanyaan tersebut.
5)        Panggil secara bergantian untuk membaca prtanyaan dan jawaban masing-masing.
6)        Minta peserta lain untuk membei tanggapan


A.      Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berpengaruh dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran berbasis masalah juga diartikan sebagai proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru. Rusman, (2012: 241) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar dan bagaimana belajar.

4.    Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Suatu model pembalajaran selalu memiliki fase atau langkah-langkah. Dan langkah-langkah inilah yang menjadi pedoman pendidik dalam menerapkannya dalam proses pembelajaran. Dibawah ini merupakan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah menurut Ibrahim dan Nur  dalam (Rusman (2012: 243) langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)   Orientasi siswa terhadap masalah
b)   Mengorganisasi siswa untuk belajar
c)   Membimbing pengalaman individual/kelompok.
d)  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e)   menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Penjelasan untuk masing-masing langkah-langkah proses pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah  adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
No
Aspek-aspek
Indikator


1


Orientasi siswa terhadap masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelasakan logistik/ perangkat yang diperlukan untuk memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah


2


Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang akan dipelajari


3


Membimbing pengalaman individual/kelompok.

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahana masalah


4


Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk menyelesaikan berbagai tugas dengan temannya


5


menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan
Rusman. (2010)
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah diatas merupakan tindakan. Langkah ini diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan model pembelajaran berbasis masalah dapat diwujudkan.

Sabtu, 06 Oktober 2018

Metode Pembelajaran PQ4R


B.     Metode Pembelajaran PQ4R
Menurut Nawawi (1995:61) metode pada dasarnya adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. “Suatu metode mengajar yang efektif harus:
1.      Berdasarkan strategi untuk mencapai proses belajar yang efektif,
2.      Membantu anda menemukan dan memahami bagian penting dari materi yang dipelajari,
3.      Membantu anda mengingat bagian-bagian yang penting,  
4.      lebih efisien dari sekedar membaca berkali-kali, dan
5.      mudah dilaksanakan”
(Hiegbel, 1988:103).
         Menurut Arends (1997:244), strategi-strategi atau metode belajar merujuk kepada perilaku dan proses-proses pikiran yang digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari termasuk ingatan dan proses metakognitif.  Salah satu contoh tujuan metakognitif tradisional yang diharapkan siswa adalah pemahaman suatu wacana dalam sebuah buku. Menurut Weinstein dan Meyer dalam arends (1997:243), “mengajar yang baik mencakup mengajari siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, dan bagaimana mendorong diri sendiri”. Salah satu metode yang efektif dalam memahami suatu bacaan dalam suatu materi adalah metode Preview Question Read Recite Review (PQ4R)
         Metode Preview Question Read Recite Review (PQ4R) merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi elaborasi adalah strategi penambahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang melalui penciptaan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang telah siswa baca dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku (Trianto, 2007:146).
         Metode PQ4R adalah suatu metode mempelajari materi ajar yang meliputi 6 langkah, yaitu Preview atau menyelidiki, Question atau pertanyaan, Read atau membaca,  Reflection atau pemahaman, Recite atau mengucapkan kembali dan Review atau Mengulang. Metode PQ4R efektif untuk siswa-siswa yang lebih dewasa (Adams et al, 1982). Langkah-langkah dalam PQ4R, sebenarnya mendorong siswa menjadi pembaca aktif, kritis, sistematis dan bisa lebih tahan lama mengingat hal-hal penting dalam materi yang dibaca. Metode Preview Question Read Recite Review (PQ4R) dapat memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi yang paling baik dan dikenal untuk membantu siswa untuk memahami dan mengingatkan apa yang mereka telah baca  adalah suatu prosedur yang dikenal dengan metode PQ4R (Thomas dan Robinson, 1972) yang berdasarkan pada versi sebelumnya yang dikenal dengan SQ3R yang dikembangkan oleh F.P Robinson (1961). Selain itu, bermakna dan melibatkan siswa pada strategi-strategi lain yang efektif, seperti pengajuan pertanyaan, elaborasi, dan latihan terdistribusi, kesempatan-kesempatan untuk mereview informasi sepanjang waktu tertentu (Anderson, 1990). Metode PQ4R bertujuan untuk:
1.      Menyajikan siswa sebuah pendekatan belajar sistematis.
2.      Memperkenalkan cara belajar yang lebih efisien.
      (Robinson dalam Robert. JT., 1980:86)
Metode pembelajaran Preview Question Read Recite Review (PQ4R) diharapkan dapat memudahkan siswa memahami matematika yang didalamnya banyak terdapat simbol, rumus, maupun notasi. Dengan membaca diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan membaca mekanis dan membaca pemahaman. Menurut Slavin (1994) PQ4R merupakan metode yang dapat membantu siswa dalam memahami bacaan dengan memusatkan pada inti bacaan sehingga siswa dapat memahami konsep yang diajarkan kepadanya dan dapat belajar secara bermakna. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedarso (1989:58) menyatakan bahwa untuk memahami suatu bacaan tidaklah cukup membaca bahan bacaan begitu saja, akan tetapi perlu mengambil strategi untuk memahami bacaan dan mengingatnya lebih lama.
Membaca tulisan matematika yang berupa bacaan maupun simbol, rumus, ataupun notasi dengan metode Preview Question Read Recite Review (PQ4R) caranya sebagai berikut:
1.      Preview (menyelidiki)
               Preview maksudnya adalah menskim atau mensurvey atau menyelidiki terlebih dahulu materi matematika dengan cara memeriksa judul dan sub judul materi, mengamati tabel, grafik, maupun simbol-simbol yang sifatnya menjelaskan materi. Dengan melakukan survey terhadap bacaan menurut Soedarso (1989:60) pembaca bisa:
a.       Mempercepat menangkap arti.
b.      Mengetahui ide-ide penting.
c.       Mendapatkan minat dan perhatian yang seksama terhadap bacaan.
d.      Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
2.      Question (Pertanyaan)
Pengetahuan yang dimiliki siswa dimulai dari rasa keingin tahuan sehingga ia bertanya atau question. Bertanya atau question perlu dilakukan oleh siswa, karena dengan bertanya dan siswa berusaha menjawabnya dapat membangkitkan pola berpikir siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nasution (1982:59) menyatakan bahwa pengertian hanya dapat diperoleh apabila timbul pertanyaan-pertanyaan dan kita berusaha sendiri menjawabnya. Adapun question atau bertanya adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan, pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan dapat digunakan untuk merangsang siswa berpikir dan berdiskusi. 
Question yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri sebanyak-banyaknya yang jawaban ada pada materi matematika yang dibaca.

3.      Read (Membaca)
Read yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membaca secara teliti materi yang diberikan dengan memusatkan perhatian pada pokok pikiran materi dengan memberi tanda pada rumus, simbol maupun istilah yang dianggap penting. Dan pada saat membaca juga pikirkan jawaban pada langkah bertanya atau question sambil mengingat-ingat bagian penting yang sudah ditandai dan bila perlu buat ulangi lagi membaca dan ringkasan.
4.      Reflection (Pemahaman)
Reflection adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang baru dipelajari atau apa yang telah dilakukan. Reflection merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan, respon terhadap kejadian dan aktivitas yang baru saja diterima.
         Reflection yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memahami materi yang baru dipelajari dengan cara mengaitkan sub-sub topik dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang penting dan mencoba untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam materi yang dipelajari. Hal ini sependapat dengan teori Gagne pada fase pemanggilan yang menyatakan bahwa siswa berusaha memanggil kembali hasil-hasil dari kegiatan belajar yang telah diperoleh dan disimpan dalam ingatan, baik menyangkut fakta, keterampilan, konsep maupun prinsip. Pemanggilan kembali pengetahuan yang telah diperoleh dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal latihan, dimana ia harus mengingat kembali berbagai hal yang telah ia pelajari (Depdiknas, 2004:16). Oleh sebab itu, pada langkah Reflection, peneliti memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi yang diberikan.
5.      Recite (Mengucapkan Kembali)
         Recite yang maksudnya dalam penelitian ini adalah mengucapkan kembali materi dengan menyatakan hal-hal penting yang ada dalam materi dengan cara memberi jawaban terhadap pertanyaan yang timbul pada saat membaca materi tersebut tanpa melihat atau membaca materi dan dapat membuat ringkasan dengan kalimat sendiri. Menurut Nasutian (1982:67) mengatakan manfaat recite dalam membaca adalah:
a.       Membangkitkan aktivitas.
b.      Memberi latihan untuk mengingat materi.
c.       Merupakan tes untuk menyelidiki sampai di mana bahan dikuasai.
d.      Menunjukkan kekurangan agar diperbaiki.
5.      Review (Mengulangi)
Review yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengulangi apa yang telah dibaca secara keseluruhan dengan cara menceritakan kembali secara garis besar dan berurutan isi materi dan memeriksa tulisan matematika sesuai dengan ringkasan yang telah dibuat. Apabila mengalami kesulitan dalam menceritakan atau menguraikan materi, baca kembali materi tanpa membaca ulang materi tersebut secara keseluruhan hanya hal-hal penting dari materi.

PENGERTIAN DAN LANGKAH-LANGKAH MODEL/METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN 1.     Pengertian Model Pembelajaran Istilah model pembela...