1.
Pengertian
Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berpengaruh dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran berbasis masalah juga
diartikan sebagai proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan
masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk
mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru. Rusman, (2012: 241) mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan
untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi
pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar dan bagaimana belajar.
Berdasarkan
pendapat di atas pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah proses
pembelajaran yang merangsang siswa untuk berpikir lebih dalam tentang materi
yang akan dipelajari. Sedangkan Suprijono, (2009: 77) menyatakan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada kecakapan peserta didik
memproses informasi, menekankan pada konsep-konsep dan informasi yang
dijabarkan dari disiplin-disiplin akademik, serta melibatkan presentasi
situasi-situasi autentik dan bermakna yang berfungsi sebagai landasan investigasi
oleh peserta didik. pemaparan diatas model ini menekankan pada kecakapan siswa
dalam mencari dan memecahkan masalah. Kemudian menurut Moffit (2012) model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
Pendapat diatas
menyatakan model
ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus
dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan
pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana
tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri Sejalan dengan
pendapat diatas Arends (2000) pembelajaran berbasis
masalah adalah selanjutnya menurut Arends (2000: 13) yang artinya model
pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan
keterampilan yang lebih tinggi
dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.
Jika
dilihat dari pendapat diatas model ini adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya
dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Kemudian
Trianto, (2009) menyatakan yang
artinya belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan
respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan
memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan
sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
pemecahannya dengan baik.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
berbasis masalah merupakan model
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik
yang berkaitan dengan dunia nyata, sehingga siswa dapat mengasah pengetahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan mencari
dan memecahkan masalah, memandirikan siswa serta
meningkatkan
kepercayaan diri sendiri. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir
tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar
bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan
dialog.
Model
pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat
mempelajari pengetahuan yang berpengaruh dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah
juga diartikan sebagai proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran
berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa
dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
baru.
Model Pembelajaran
berbasis masalah bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu
yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis
dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting,
dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan
diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya didalam tingkat berfikir yang
lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana
belajar.
Dalam pembelajaran
berbasis masalah, perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan
deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu
penilaian tidak hanya cukup dengan tes. Penilaian dan evaluasi yang sesuai
dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang
dihasilkan oleh siswa sebagai hasil Penilaian proses bertujuan agar guru dapat
melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana siswa
menunjukkan pengetahuan dan ketrampilannya.
Sebagian masalah dalam
kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks
atau lingkungannya, maka disamping pengembangan kurikulum juga perlu
dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan
siswa dapat secara aktif mengembangkan kerangka berfikir dalam memecahkan
masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn). Seperti
yang diungkapkan oleh Ibrahim, (2000: 19)
yaitu dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran berbasis
masalah sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan
siswa untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi
pengetahuan bermakna.
Ketika siswa masuk kelas
mereka tidak dalam keadaan kosong melainkan mereka telah memiliki pengetahuan
awal pembelajaran. Berdasarkan pemikiran tersebut maka pembelajaran
pekerjaan dasar konstruksi bangunan perlu diawali dengan mengangkat
permasalahan yang sesuai dengan lingkungannya (permasalahan kontekstual).
Pembelajaran berbasis
masalah merupakan model pembelajaran yang
diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan autentik dan
berorientasi pada siswa (student centered
learning). Pembelajaran
berbasis masalah berfokus pada penyajian suatu permasalahan (nyata-stimulus) kepada
siswa, kemudian siswa diminta untuk mencari pemecahan masalah melalui
serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari
berbagai bidang ilmu (multiple
perspective).
2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis
masalah merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam proses
pembelajaran, dan tantangan tersebut berupa masalah-masalah baru yang berkaitan
dengan dunia nyata. Dibawah ini dijelaskan karaketeristik model
pembelajaran berbasis masalah yang dikemukakan oleh Tan
dalam (Rusman, 2012: 232) mendeskripsikan
karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai
berikut:
a) Permasalah
yang menjadi starting point dalam
belajar
b) Permasalahan
yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak
terstruktur
c) Permasalahan
membutuhan persfektif ganda
d) Permasalahan,
menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang
kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam
belajar
e) Belajar
pengarahan diri menjadi hal yang utama
f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunaannya, dan evaluasi da sumber informasi merupakan proses yang esensial
dalam Pembelajaran berbasis masalah.
g) Belajar
adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif
h) Pengembangan
keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan
isi pengetahuan untuk solusi dari sebuah permasalahan
i) Keterbukaan proses dalam Pembelajaran berbasis
masalah
meliputi sintesis dan integritas dari sebuah proses belajar
j) Pembelajaran berbasis
masalah
melibatkan evaluasi dan review pengalaman
siswa dan proses belajar.
Senada
dengan pendapat diatas Ibrahim dan Nur, (2004: 31) mendeskripsikan
karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:
a)
Pengajuan pertanyaan
atau masalah
Pembelajaran berbasis
masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau masalah, bukannya
mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan
tertentu. Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar
pertanyaan atau masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara
pribadi bermakna bagi siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik
untuk menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam
solusi untuk situasi itu.
b) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun
model pembelajaran
berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran
tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa
meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c)
Penyelidikan autentik
Model pembelajaran
berbasis masalah menghendaki siswa untuk melakukan pennyelidikan autentik untuk
mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalsis
dan mendefinisikan masalah mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalsis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan
d)
Menghasilkan
produk/karya dan memamerkannya
Model pembelajaran
berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk
karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk
penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat berupa laporan,
model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata itu kemudian
didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional
atau makalah.
e)
Kerjasama
Model pembelajaran
berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu sama lain, paling
sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan
motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan
memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan keterampilan berpikir
Berdasarkan kedua pendapat
para ahli diatas dapat peneliti simpulkan yang dimaksud karakteristik model pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu model yang berkaitan dengan
realita kehidupan sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh
siswa
untuk melatih dalam meningkatkan keterampilan berfikir kritis
dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting,
dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan.
3.
Kelebihan
Dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a) Kelebihan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Setiap
model pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan
model pembelajaran berbasis masalah, dibawah ini akan dijelaskan kelebihan dan
kekurangan pembelajaran berbasis masalah.
Menurut
Abbas,
(2000: 13) kelebihan
model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1) Mengembangkan
pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
2) Meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah
3) Meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar.
4) Membantu
siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.
5) Dapat
mendorong siswa mempunyai inisiatif untuk
belajar
secara mandiri.
6) Mendorong
kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan.
7) Dengan
pembelajaran berbasis masalah akan terjadi pembelajaran bermakna.
8) Dalam
situasi pembelajaran berbasis masalah, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
9) Pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan
inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Kemudian menurut Ibrahim (2000: 19) kelebihan model pembelajaran berbasis
masalah sebagai berikut:
1)
Realistis dengan kehidupan siswa
2)
Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa.
3)
Memupuk sifat inquiri siswa.
4)
Retensi konsep jadi kuat.
5)
Memupuk kemampuan menyelesaikan masalah.
Berdasarkan
kelebihan yang diungkapkan para ahli diatas, model pembelajaran berbasis
masalah merupakan model belajar yang dapat memotivasi, mengembangkan skiil,
keterampilan serta dapat menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang
mandiri dan independen dalam mengatasi masalah dalam proses pembelajaran. Jadi
dapat disimpulkan pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model yang bersifat
kompleks yang artinya model pembelajaran yang mampu berpikir dalam berbagai
perspektif atau mampu menggunakan berbagai sudut pandang.
b) Kekurangan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebaik
apapun sebuah model pembelajaran selalu memiliki kelemahan dan kelemahan itulah
yang harus segera diatasi, untuk mengatasi kelemahan-kelamahan model
pembelajaran perlu adanya keseriusan dari pendidik dan peserta didik serta sarana
dan prasarana yang memadai, dibawah ini merupakan kelemahan model pembelajaran
berbasis masalah menurut Arends dalam (Abbas, 2000: 13)
yaitu:
1) Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar
dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode
konvensional, pemberian materi terjadi secara satu arah.
2) Kurangnya waktu pembelajaran. Proses pembelajaran
berbasis masalah
terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak. Peserta didik terkadang
memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan. Sementara, waktu
pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
3) Model pembelajaran berbasis
masalah tidak
menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih pada kurikulum yang sama melalui
metode pengajaran yang berbeda.
4) Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang
mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama di daerah yang mereka tidak
memiliki pengalaman sebelumnya.
5) Seorang guru mengadopsi pendekatan model
pembelajaran berbasis masalah mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai bahan
sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat menantang untuk
melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru.
Ini bisa sulit pada awalnya bagi guru untuk "melepaskan kontrol" dan
menjadi fasilitator, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat
daripada menyerahkan mereka solusi.
Selain kelemahan yang telah dikemukakan diatas hal yang sama juga
diungkapkan oleh, Ibrahim, (2000: 19) pembelajaran berbasis masalah
juga memiliki beberapa empat kelemahan, yaitu :
1)
Membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks.
2)
Sulitnya mencari problem yang relevan.
3)
Sering terjadi miss-konsepsi.
4)
Memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses penyelidikan.
Disamping kelemahan yang
dikemukakan diatas,
model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang memerlukan proses
berpikir yang dilakukan secara sistematis dan empiris,
sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu,
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan
fakta yang jelas. Maka data dan fakta inilah yang membuat model ini menarik
untuk diterapkan didunia pendidikan.
Kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah merupakan sisi positif dan
negatif yang harus diperhatikan agar dalam pelaksanaannya proses pembelajaran berbasis
masalah dapat berjalan sesuai dengan baik. pada kenyataannya, tidak semua guru memahami
konsep pembelajaran berbasis masalah, baik karena disebabkan oleh kurangnya
keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun kurangnya
dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik. Maka
perlu kiranya komitmen bersama-sama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
kinerja pendidik agar dalam pelaksanaannya selama proses pembelajaran guru
dapat menutupi kekurangan model pembelajaran berbasis masalah.
4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
Suatu model pembalajaran
selalu memiliki fase atau langkah-langkah. Dan langkah-langkah inilah yang
menjadi pedoman pendidik dalam menerapkannya dalam proses pembelajaran. Dibawah
ini merupakan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah menurut Ibrahim dan Nur dalam (Rusman (2012: 243) langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a) Orientasi siswa terhadap masalah
b) Mengorganisasi siswa untuk belajar
c) Membimbing pengalaman individual/kelompok.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Penjelasan
untuk masing-masing langkah-langkah proses pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
No
|
Aspek-aspek
|
Indikator
|
1
|
Orientasi
siswa terhadap masalah
|
Menjelaskan
tujuan pembelajaran, menjelasakan logistik/ perangkat yang diperlukan untuk memotivasi siswa
terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
|
2
|
Mengorganisasi siswa
untuk belajar
|
Membantu
siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah yang akan dipelajari
|
3
|
Membimbing pengalaman individual/kelompok.
|
Mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahana masalah
|
4
|
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya.
|
Membantu
siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
dan membantu mereka untuk menyelesaikan berbagai tugas dengan temannya
|
5
|
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
|
Membantu
siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan
|
Rusman. (2010)
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah diatas merupakan tindakan berpola. Pola ini
diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan model pembelajaran
berbasis masalah dapat diwujudkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar