Senin, 27 November 2017

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

1.         Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berpengaruh dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran berbasis masalah juga diartikan sebagai proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru. Rusman, (2012: 241) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar dan bagaimana belajar.
Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah proses pembelajaran yang merangsang siswa untuk berpikir lebih dalam tentang materi yang akan dipelajari. Sedangkan Suprijono, (2009: 77) menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada kecakapan peserta didik memproses informasi, menekankan pada konsep-konsep dan informasi yang dijabarkan dari disiplin-disiplin akademik, serta melibatkan presentasi situasi-situasi autentik dan bermakna yang berfungsi sebagai landasan investigasi oleh peserta didik. pemaparan diatas model ini menekankan pada kecakapan siswa dalam mencari dan memecahkan masalah. Kemudian menurut Moffit (2012) model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata  sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.  
Pendapat diatas menyatakan model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri Sejalan dengan pendapat diatas  Arends (2000)  pembelajaran berbasis masalah adalah selanjutnya menurut Arends (2000: 13) yang artinya model pembelajaran  dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga  siswa dapat  menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh  kembangkan  keterampilan yang  lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.
Jika dilihat dari pendapat diatas model ini adalah suatu pendekatan pembelajaran yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Kemudian Trianto, (2009) menyatakan  yang artinya belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model  pembelajaran berbasis masalah  merupakan model pembelajaran  dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik yang berkaitan dengan dunia nyata, sehingga  siswa dapat  mengasah pengetahuannya sendiri, menumbuh  kembangkan  keterampilan yang  lebih tinggi dan mencari dan memecahkan masalah, memandirikan siswa serta meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berpengaruh dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah juga diartikan sebagai proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru.
Model Pembelajaran berbasis masalah bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya didalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.
Dalam pembelajaran berbasis masalah, perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Oleh karena itu penilaian tidak hanya cukup dengan tes. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan ketrampilannya.
Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya, maka disamping pengembangan kurikulum juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan siswa dapat secara aktif mengembangkan kerangka berfikir dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn). Seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, (2000: 19) yaitu dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan siswa untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.
Ketika siswa masuk kelas mereka tidak dalam keadaan kosong melainkan mereka telah memiliki pengetahuan awal pembelajaran. Berdasarkan pemikiran tersebut maka pembelajaran pekerjaan dasar konstruksi bangunan perlu diawali dengan mengangkat permasalahan yang sesuai dengan lingkungannya (permasalahan kontekstual).
Pembelajaran berbasis masalah  merupakan model pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan autentik dan berorientasi pada siswa (student centered learning). Pembelajaran berbasis masalah berfokus pada penyajian suatu permasalahan (nyata-stimulus) kepada siswa, kemudian siswa diminta untuk mencari pemecahan masalah melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu (multiple perspective).
2.    Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam  kecerdasan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran, dan tantangan tersebut berupa masalah-masalah baru yang berkaitan dengan dunia nyata. Dibawah ini dijelaskan karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah yang dikemukakan oleh Tan dalam (Rusman,  2012: 232) mendeskripsikan karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:
a)    Permasalah yang menjadi starting point dalam belajar
b)   Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur
c)    Permasalahan membutuhan persfektif ganda
d)   Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
e)    Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
f)      Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi da sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam Pembelajaran berbasis masalah.
g)   Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif
h)   Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk solusi dari sebuah permasalahan
i)       Keterbukaan proses dalam Pembelajaran berbasis masalah meliputi sintesis dan integritas dari sebuah proses belajar
j)       Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
Senada dengan pendapat diatas Ibrahim dan Nur,  (2004: 31) mendeskripsikan karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:
a)    Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau masalah, bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan tertentu. Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
b)   Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun model pembelajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c)    Penyelidikan autentik
Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki siswa untuk melakukan pennyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalsis dan  mendefinisikan masalah mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalsis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi,  dan merumuskan kesimpulan
d)   Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
Model pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata itu kemudian didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.


e)    Kerjasama
Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir
Berdasarkan kedua pendapat para ahli diatas dapat peneliti simpulkan yang dimaksud karakteristik model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model yang berkaitan dengan realita kehidupan sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa untuk melatih dalam meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan.
3.    Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a)    Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Setiap model pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model pembelajaran berbasis masalah, dibawah ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis masalah.
Menurut Abbas, (2000: 13) kelebihan model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1)   Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
2)   Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
3)   Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
4)   Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.
5)   Dapat mendorong siswa mempunyai inisiatif untuk
    belajar secara mandiri.
6)   Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan.
7)   Dengan pembelajaran berbasis masalah akan terjadi pembelajaran bermakna.
8)   Dalam situasi pembelajaran berbasis masalah, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
9)   Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Kemudian menurut  Ibrahim (2000: 19) kelebihan model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:
1)   Realistis dengan kehidupan siswa
2)   Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa.
3)   Memupuk sifat inquiri siswa.
4)   Retensi konsep jadi kuat.
5)   Memupuk kemampuan menyelesaikan masalah.

Berdasarkan kelebihan yang diungkapkan para ahli diatas, model pembelajaran berbasis masalah merupakan model belajar yang dapat memotivasi, mengembangkan skiil, keterampilan serta dapat menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri dan independen dalam mengatasi masalah dalam proses pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model yang bersifat kompleks yang artinya model pembelajaran yang mampu berpikir dalam berbagai perspektif atau mampu menggunakan berbagai sudut pandang. 
b)   Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebaik apapun sebuah model pembelajaran selalu memiliki kelemahan dan kelemahan itulah yang harus segera diatasi, untuk mengatasi kelemahan-kelamahan model pembelajaran perlu adanya keseriusan dari pendidik dan peserta didik serta sarana dan prasarana yang memadai, dibawah ini merupakan kelemahan model pembelajaran berbasis masalah menurut Arends dalam (Abbas, 2000: 13) yaitu:
1)   Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi secara satu arah.
2)   Kurangnya waktu pembelajaran. Proses pembelajaran berbasis masalah terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
3)   Model pembelajaran berbasis masalah tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih pada kurikulum yang sama melalui metode pengajaran yang berbeda.
4)   Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama di daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
5)   Seorang guru mengadopsi pendekatan model pembelajaran berbasis masalah mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru. Ini bisa sulit pada awalnya bagi guru untuk "melepaskan kontrol" dan menjadi fasilitator, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan mereka solusi.

Selain kelemahan yang telah dikemukakan diatas hal yang sama juga diungkapkan oleh, Ibrahim, (2000: 19) pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa empat kelemahan, yaitu :
1)   Membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem,  konsep) yang kompleks.
2)   Sulitnya mencari problem yang relevan.
3)   Sering terjadi miss-konsepsi.
4)   Memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses penyelidikan.

Disamping kelemahan yang dikemukakan diatas, model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang memerlukan proses berpikir  yang  dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Maka data dan fakta inilah yang membuat model ini menarik untuk diterapkan didunia pendidikan.
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah merupakan sisi positif dan negatif yang harus diperhatikan agar dalam pelaksanaannya proses pembelajaran berbasis masalah dapat berjalan sesuai dengan baik. pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep pembelajaran berbasis masalah, baik karena disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik. Maka perlu kiranya komitmen bersama-sama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja pendidik agar dalam pelaksanaannya selama proses pembelajaran guru dapat menutupi kekurangan model pembelajaran berbasis masalah.

4.    Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Suatu model pembalajaran selalu memiliki fase atau langkah-langkah. Dan langkah-langkah inilah yang menjadi pedoman pendidik dalam menerapkannya dalam proses pembelajaran. Dibawah ini merupakan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah menurut Ibrahim dan Nur  dalam (Rusman (2012: 243) langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)   Orientasi siswa terhadap masalah
b)   Mengorganisasi siswa untuk belajar
c)   Membimbing pengalaman individual/kelompok.
d)  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e)   menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Penjelasan untuk masing-masing langkah-langkah proses pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah  adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
No
Aspek-aspek
Indikator


1


Orientasi siswa terhadap masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelasakan logistik/ perangkat yang diperlukan untuk memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah


2


Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang akan dipelajari


3


Membimbing pengalaman individual/kelompok.

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahana masalah


4


Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk menyelesaikan berbagai tugas dengan temannya


5


menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan
Rusman. (2010)

Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah diatas merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan model pembelajaran berbasis masalah dapat diwujudkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN DAN LANGKAH-LANGKAH MODEL/METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN 1.     Pengertian Model Pembelajaran Istilah model pembela...