A. Model
Pembelajaran
Istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi,
metode, atau prosedur. Model pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan pembelajaran
yang mempunyai ciri khusus yaitu: rasional teoritik yang logis yang disusun
oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar
yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan sehingga berhasil, dan
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kemp (dalam Rusman 2012) model pembelajaran
diartikan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat secara efektif dan efisien dicapai. Sedangkan menurut
Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2011:50), mengatakan bahwa:
Model
pembelajaran adalah suatu pola rencana yang sudah
direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, menggunakan materi pelajaran serta memberi petunjuk kepada pengajar
dikelasnya. Salah satu ciri
khusus model pembelajaran yang tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur
tertentu yaitu tingkah laku mengajar yang menggambarkan pola kegiatan guru dan
siswa dalam berinteraksi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah
sebuah kerangka konseptual, yang memuat tujuan pembelajaran, sintaks
pembelajaran, sistem manajemen dan lingkungan belajar yang digunakan oleh guru
sebagai pedoman untuk membelajarkan siswa sehingga siswa mengalami perubahan
tingkah laku.
B. model pembelajaran koperati
Pembelajaran koperatif
adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya teori kontruktruktivisme dalam
belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual menemukan
dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan
aturan yang ada dan merevisinya bila ada perlu (Soejadi dalam Rusman 2012).
Menurut Slavin dalam Rusman 2012) pembelajaran koperatif menggalakkan siswa
berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Selanjutnya Parker dalam Miftahul Huda (2011:29) mendefinisikan
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang sukses menggunakan
kelompok kecil, dengan kemampuan siswa yang berbeda (heterogen), menggunakan
berbagai aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
pokok bahasan yang dipelajari.
Berdasarkan
definisi–definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang menggunakan kelompok – kelompok kecil dimana siswa
dalam satu kelompok saling bekerja sama memecahkan masalah untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Roger Dan David Jhonson
dalam Rusman, (2012:212) menyatakan lima unsur
model pembelajaran kooperatif yaitu :
1)
Saling ketergantungan positif.
Keberhasilan suatu karya sangat
bergantung pada usaha setiap anggotanya. Keberhasilan suatu karya sangat
bergantung pada usaha setiap anggotanya. (positif
interdefendence) merupakan hubungan timbal balik yang didasari adanya
kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana
keberhasilan individu merupakan keberhasilan kelompok yang lain atau
sebaliknya.
2)
Tanggung jawab perseorangan.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran
kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang
terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat
persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota
kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya
dalam kelompok bisa dilaksanakan.
3)
Tatap muka.
Dalam pembelajaran kooperatif jigsaw setiap kelompok harus diberikan
kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan
memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan
kelebihan, dan mengisi kekurangan
4)
Komunikasi antar anggota.
Unsur ini menghendaki agar para
pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena
keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya
untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat
mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses
panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu
ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental
dan emosional para siswa.
5)
Evaluasi proses kelompok.
Pengajar perlu menjadwalkan
waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
1.
ciri-ciri:Pembelajaran kooperatif
a)
untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa
belajar dalam kelompok secara bekerja sama
b)
kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah
c)
jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang
heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap
kelompok terdapat keheterogenan tersebut.
d)
penghargaan lebih diutamakan pada kerja
kelompok dari pada perorangan.
2.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
a)
Hasil belajar akademik, yaitu untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini
dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit
serta dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b)
Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar
siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
c)
Pengembangan keterampilan sosial, yaitu
untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau
mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
ini adalah salah satu contoh gambar model pembelajaran kooperatif
Dalam penulisan kali ini saya mengambil sumber dari buku karangan Rusman dan
Isjoni, Hiftahul huda.
terima kasih semoga bermanfaat
Sumber :
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran.
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Isjoni. 2007. Cooverative learning evektivitas
pembelajaran kelompok. Pekanbaru :
Alfabeta.
Huda Miftahul. 2011. Cooverative Learning, metode, teknik, struktur dan model
penerapan. Yogyakarta.
Pustaka pelajar Celeben Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar