A. Model Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
1.
Pengertian Model Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Model Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa merupakan model
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar yang bersifat
modern, model pembelajaran yang berorientasi pada siswa, manajemen dan
pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Dalam model ini siswa memiliki kesempatan
yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui
aktivitas secara langsung sesuai dengan keinginannya. melihat pada
karakteristik yang dimiliki pembelajaran berorientasi aktivitas siswa maka
pembelajaran seperti inilah yang diperlukan dan sesuai dengan kondisi sekarang.
Menurut
Sanjaya, (2008: 137) mengemukakan bahwa model pembelajaran berorientasi
aktivitas siswa dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil
belajar berupa perpaduan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang. Dengan demikian ada dua hal yang harus
dipahami dalam model pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, yang pertama dipandang
dari sisi proses pembelajaran, model pembelajaran ini menekankan pada
aktivitas siswa secara optimal dan mengehendaki
keseimbangan antara aktivitas fisik, mental termasuk emosional serta aktivitas
intelektual. kedua dipandang dari sisi belajar, model pembelajaran berorientasi aktivitas siswa menghentikan hasil belajar yang seimbang dan
terpadu antara kemampuan intelektual, kognitif, afektif, dan keterampilan
(psikomotor).
Sedangkan menurut Rusman, (2012: 390) model pembelajaran berorientasi aktivitas siswa merupakan pembelajaran yang memposisikan siswa
sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga memberikan konsekuensi keterlibatan
siswa secara penuh mulai dari perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran
sampai pada evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan
model pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, memposisikan guru dan
siswa sama-sama sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran, hanya berbeda beda
peran tugasnya saja.
Dalam model pembelajaran siswa dibuat aktif
menggantikan peran guru, sehingga guru tidak perlu memainkan perannya dalam
pembelajaran. dalam model ini aktivitas belajar siswa diciptakan dan
dikondisikan oleh guru sebagai mediator dan fasilitator belajar siswa dengan
posisi yang sama-sama sebagai subjek belajar, siswa dapat mempelajari materi
pelajaran secara aktif dan langsung memainkan perannya dalam setting
kontekstual. Artinya siswa belajar sesuai pengalaman langsung dan hasil
pengalaman tersebut akan menjadi keperibadian dan sikap positif serta
keterampilan yang dapat menunjang pada kehidupan mandiri di masyarakat. Sedangkan
menurut Suyono. dalam (http://pkab.wordpress.com/category/ /Teknik Belajar
Mengajar /PBSA). Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa merupakan system
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Artinya
pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa. Siswa tidak
dianggap sebagai organisme yang pasif. Akan tetapi, siswa merupakan organisme
yang aktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang
memiliki potensi. Dalam pelaksanaannya, strategi ini menerapkan pembelajaran
dimana siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran baik itu dalam mencari
informasi serta menjadi sumber belajar. Keaktifan disini dinilai tidak
hanya keaktifan secara fisik. Akan
tetapi, keaktivan pengetahuan dan berfikirnya juga dikembangkan.
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas
siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha
sadar dalam mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan
intelektual, kedewasaan sosial, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu,
pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mencakup
seluruh potensi yang dimiliki anak didik. Kedua, siswa sebagai subjek
pendidikan yaitu siswa merupakan manusia yang sedang dalam tahap perkembangan,
memiliki kemampuan yang berbeda, insan yang aktif, kretaif dan dinamis dalam
menghadapi kebutuhannya. Ketiga, asumsi tentang guru yaitu guru sebagai
penanggung jawab atas tercapainya hasil belajar pesrta didik, memiliki
kemampuan professional dalam mengajar, memiliki peran sebagai sumber belajar.
Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah bahwa proses
pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, peristiwa
belajar yang diatur oleh guru, menggunakan metode dan teknik yang berdaya guna
dan proses pengajaran adalah kegiatan belajar siswa secara optimal.
- Langkah-langkah Model Pembelajaran Berorientasi Aktivitas
Siswa
Rusman (2012: 395-396) mengemukakan aspek-aspek model pembelajaran berorientasi aktivitas
siswa sebagai berikut:
a) Perumusan tujuan
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran
yang peneliti rumuskan berupa
1)
Standar kompetensi: menganalisis budaya
politik di
Indonesia
2)
Kompetensi dasar: menganalisis tipe-tipe budaya politik
yang
berkembang dalam masyarakat Indonesia
3)
Indikator
:Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk,
Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
b) Penyusunan rancangan
pembelajaran
1)
Materi Pokok: Tipe-tipe budaya politik
(1) Macam-macam tipologi budaya politik
(2) Perkembangan tipe budaya politik sejalan
(3) Perkembangan sistem politik yang berlaku
2)
Standar Kompetensi
(1) Menganalisis budaya politik di Indonesia
3)
Kompetensi Dasar
(1) Menganalisis
tipe-tipe budaya politik yang berkembang
dalam masyarakat Indonesia
c) Memilih dan
menentukan sumber belajar.
1)
Sumber belajar yang
digunakan adalah Buku PPKn SMA kls XI, Retno L, Esis,
2)
Alat belajar yang
digunakan adalah, Papan tulis, spidol
3)
Selanjutnya guru
membimbing proses pembelajaran
d) Menentukan dan
menyediakan media pembelajaran yang akan digunakan.
1)
Media pembelajaran
yang digunakan adalah berupa powerpoint.
Dilihat dari langkah-langkah Pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa diatas, jelas bahwa jika Pembelajaran berorientasi
aktivitas siswa diterapkan dengan serius dan didukung oleh kemampuan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar dengan baik, model ini akan dapat membangkitkan
minat, motivasi serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Model Pembelajaran Berorientasi Aktivias
Siswa.
Menurut Rusman (2012: 397-398) menyatakan beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi model pembelajaran berorientasi aktivias siswa
diantaranya adalah,
a) Faktor
kemampuan guru,
guru merupakan faktor utama
dalam pembelajaran, pada pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, guru
berperan sebgai subjek dan siswa berperan sebagai subjek dalam belajar. Peran
yang sama ini menuntut kemampuan guru yang profesional, sehingga tidak kehilangan
peran dalam dalam konteks gru sebagai subjek belajar.
b) Sarana
prasarana belajar,
untuk mendukung pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa agar berhasil dengan baik memerlukan dukungan atau
fasilitas atau sarana dan prasaran belajar yang memadai seperti: (1) ruang
kelas yang memadai untuk terjadinya proses pembelajaran yan menimbulkan
aktivitas siswa, yaitu ruang kelas yang memiliki ukuran ideal dengan jumlah
siswa, pentilasi yang cukup, jauh dari kegaduhan, serta memungkinkan setting
tempat duduk siswa untuk ditata secara dinamis sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran aktif. (2) tersedianya berbagai fasilitas media dan sumber belajar
c) Lingkungan
belajar,
Disamping faktor guru dan sarana
prasarana, keberhasilan pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dipengaruhi
juga oleh faktor lingkungan yang kondusif untuk terjadinya proses belajar yang
aktif dan menantang
Pelaksanaan model pembelajaran berorientasi
aktifitas siswa tidak akan berhasil dengan apa bila dalam penerapannya tidak
ada keseriusan dari guru serta sarana dan prasarana yang belum memadai.dinamisenak.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar