Kamis, 30 November 2017

Model Pembelajaran Resitasi

1.      Pengertian Model Pembelajaran
Model  pembelajaran  adalah  suatu  perencanaan  atau  pola  yang digunakan  sebagai  pedoman  dalam  merencanakan  pembelajaran  di  kelas atau  pembelajaran  dalam  tutorial  dan  untuk  menentukan   perangkat-perangkat  pembelajaran  termasuk  di  dalamnya  buku-buku,  film,  computer  dan  lain-lain  (Trianto, 2007 :  2). Sedangkan Menurut  Trianto  (2007 : 2)  mengemukakan  maksud  dari  model pembelajaran  adalah  “kerangka  konseptual  yang  melukiskan  prosedur  yang  sistematis  dalam  mengorganisasikan  pengalaman  belajar  untuk mencapai  tujuan  belajar  tertentu  dan  berfungsi  sebagai  pedoman  bagi  para  perancang  pembelajaran  dan  para  pengajar  dalam  merencanakan aktivitas  belajar  mengajar”.  Model  pembelajaran  dapat  dijadikan  pola  pilihan  artinya  para  guru  boleh  memilih  model  pembelajaran  yang  sesuai  dan  efesien  untuk  mencapai  tujuan  Pendidikannya  (Rusman,  2010 : 133).
Dari  pendapat  diatas  dapat penuli simpulkan  bahwa  model  pembelajaran  adalah  suatu  cara  atau  kerangka  konsep  dalam  Pembelajaran  untuk  mempermudah  Proses  Pembelajaran  sehingga  tercapai  dan  tuntas  sesuai  yang  diharapkan. Dengan  demikian,  merupakan  hal  yang sangat  penting  bagi  para  pengajar  untuk  mempelajari  dan  menambah  wawasan  tentang  Model  Pembelajaran  yang  telah  diketahui.  Karena  dengan  menguasai  beberapa  Model  Pembelajaran,  maka  seorang  guru  dan  dosen  akan  merasakan  kemudahan  didalam  melaksanakan  pembelajaran  di  kelas,  sehingga  tujuan  pembelajaran  yang  hendak  kita  capai  dalam  proses  pembelajaran  dapat  tercapai  dan  tuntas  sesuai yang  diharapkan.
2.      Pengertian Model Pembelajaran Resitasi
Menurut  Purwanto  (dalam Aprieni, 2012 : 3)  “Hasil belajar  merupakan  pencapaian  tujuan  pendidikan  kepada  siswa  yang mengikuti  proses  belajar  mengajar.  Untuk  meningkatkan  hasil  belajar  siswa perlu  suatu  metode  pembelajaran  efektif  dan  efesien, salah satunya adalah  model pembelajaran Resitasi.
Model pembelajaran Resitasi (Penugasan) adalah Metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dilaboratorium, diperpustakaan, dibengkel, dirumah siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. (Djamarah, 2010: 85)
3.      Langkah-Langkah Model Pembelajaran Resitasi
Menurut Majid, (2014 : 209-210) Jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium. Langkah-langkah menggunakan Metode Tugas/Resitasi adalah sebagai berikut :
a.     Langkah Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai. Jenis tugas yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup
b.    Langkah Pelaksanaan Tugas
1)        Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
2)        Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya
3)        Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri
4)        Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik
c.     Langkah Pertanggung jawaban Tugas
Hal yang perlu diperhantikan adalah sebagai berikut.
1)   Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan
2)   Ada tanya jawab dan diskusi
3)   Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya. Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut Resitasi.
4.      Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Resitasi
Menurut Majid, (2014 : 211) Model Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Model Pembelajaran Resitasi adalah :
a.         Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b.        Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Model Pembelajaran Resitasi adalah :
a.       Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b.      Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.

c.       Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.dinamisenak.blogspot.com 

Senin, 27 November 2017

JENISI-JENIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

1.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif menurut Salvin (1995) adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan dalam kelompok-kelopok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru (dalam Yuliarni, 2009:14).Sedangkan menurut Riyanto pembelajarna kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus keterampilan sosial.

16
Nurul Hayati menyatakan pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.Dalam system kooperatif, siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya.Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuak kelompok kecil dan mereka melakukan seorang diri (Rusman,2011:2003).
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.Pembelajaran Kooperatif ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstrukvitis.Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda.Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran.Dalam Pembelajaran ini,belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran (Drs. Hamdani, M.A. 2011:30).
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru,dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan – bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.(Agus Suprijono 2009:54)
Cooperative learning  merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaiaan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Senjaya dalam Riyanto, 2011:203)
Dari pendapat para ahli, dapat disimpulakan Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai lima orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
2.        Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur pembelajarn kooperatif (Rusman, 2011:208) adalah sebagai berikut:
a.       Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.
b.      Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.
c.       Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
d.      Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
e.       Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang akanndikenakan untuk semua anggota kelompok.
f.       Siswa berbagi kepemimpinan dam mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g.      Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sedangkan Hamdani, M.A. 2011,30unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a)      Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama.
b)      Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya ,selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam materi yang dihadapi
c)      Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama
d)     Para siswa berbagi tugas dan tanggung jawab diantara anggota kelompok
e)      Para siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok .
f)       Para siswa berbagi kepemimpinan dan mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar
g)      Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara indivual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur yang penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
                         a.         Adanya rasa tanggung jawab antar anggota kelompok
                        b.         Adanya tenggang rasa dan menghargai antar anggota kelompok dalam belajar sehingga tercipta komunikasi yang baik
                         c.         Adanya rasa kebersamaan dalam belajar sehingga setiap siswa bisa memahami makna dan hasil belajar mereka.
                       d.         Adanya presentasi hasil kerjasama antar anggota kelompok yang kemudian hasil itu akan menetukan mereka terhadapevaluasi/penghargaan dari guru.
3.    Ciri – Ciri pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif Ada lima ciri-ciri pembelajaran kooperatif  (Hamdani , 2011:31)
a)     Setiap anggota memiliki peran
b)     Terjadi hubungan interaksi lansung di antara siswa
c)     Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman sekelompoknya
d)    Guru membantu mengembangkan keterampilan –keterampilan interpersonal kelompok.
e)     Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.


4.    Prinsip Pembelajarn Kooperatif
Ada lima prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif ( Riyanto, 2010,266) yaitu:
a.       Positive independence artinya adanya saling ketergantungan positif yakni anggota kelompok menyadari pentingnya kerja sama dalam mencapai tujuan.
b.      Face to face interaction artinya antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan.
c.       Individual accountability artinya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai keberhasilan kelompok.
d.      Use of collaborative/social skill artinya harus menggunakan keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi. Antara siswa mampu berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru.
e.       Group processing artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja sama secara efektif.


5.    Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada perinsipnya terdiri atas empat tahap (Rusman, 2011: 212), yaitu:
a.       Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapa penyampaian pokok-pokok materi pembelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok pembelajaran.
b.      Belajar kelompok, tahap ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
c.       Penilaian, dalam pembelajaran kooperatif bias dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok.
d.      Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.

Sedangkan menurut Riyanto (2010, 267) langkah-langkah pembelajarn kooperatif sebagai berikut:
a.    Berikan informasi dan sampaikan tujuan sera skenario pembelajaran
b.   Organisasikan siswa/peserta didik dalam kelompok kooperatif.
c.    Bimbingan siswa/peserta didik untuk melakukan kegiatan/berkooperatif.
d.   Evaliasi
e.    Berikan penghargaan.

Dari pendapat yang di uraikan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif sebgai berikut:
a.         Menyampaikan materi dan pelaksanaan pembelajaran
b.         Membentuk kelompok siswa
c.         Memberikan arahan kepada siswa
d.        Memberikan penilaian/melakukan evaluasi
e.         Memberikan penghargaan atau pengakuan tim.
6.    Model-model Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa variasi model pembelajarn kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah. Jenis-jenis model tersebut adalah sebagai berikut:
a.         Tipe Sutent Teams Achivement Division (STAD)
b.         Tipe Team Game Tournament (TGT)
c.         Tipe Jigsaw
d.        Tipe kelompok Investigasi
e.         Tipe Numbered Heads Together (NHT)
f.          Tipe Think-Pair-Share (TPS)
g.         Tipe Debat
h.         Tipe Picture and Picture (PP)

6.        Fase – Fase Pembelajaran Kooperatif

Prosedur model pembelajran kooperatif .banyak guru yang hanya membagi peserta didik dalam kelompok dan kemudian memberi tugas unruk menyelesaikan tugas mereka tanpa pedoman mengenai hal-hal yang dikerjakan.Akhirnya peserta didik merasa ditelantarkan.Karena mereka belum berpengalaman, mereka merasa binggung dan tidak tahu bagaimana harus bekerja sama menyelasaikan tugas tersebut .akibatnya kelas gaduh,supaya ini tidak terjadi anda sebagai guru wajib memahami sintak model pembelajaran kooperatif .(Agus Suprijono 2009:64)
Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase.(Agus Suprijono 2009:65)


Fase-fase
Perilaku Guru
Fase1:menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
Menjelaskan tujuan pembelajran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2: menyajikan informasi.
Mempreinformasisentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase 3: mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar.
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan mambantu kelompok melakukan transisi yang efisien.
Fase 4: membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajarselama peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok –kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6: memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk menguji usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
dinamisenak.blogspot.com

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

A.    Kooperatif  Tipe  Numbered Heads Together
Teknik belajar mengajar kepala bernomor (Number Heads Together) dikembangkan oleh Spancer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide–ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua materi pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Teknik ini juga dapat dilaksanakan pada semua tingkatan usia anak didik (Anita:2010:50) .
Numbered heads together adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok ,kemudian secara acak ,guru memanggil nomor siswa (Hamdani,M.A. 2011:89)ada 4 langkah yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab.Setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah – langkah pelaksanan pembelajaran Numbered heads together
a)      Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b)      Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk mengerjakanya .
c)      Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap angota kelompok dapat mengerjakanya.
d)     Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
e)      Siswa lain diminta untuk memberikan tanggapan ,kemudian guru lain menunjuk nomor lain.
f)       Kesimpulan.

B.     Kelebihan dan KelemahanMetode Numbered Heads Together
1.      Kelebihan metode numbered head together
a)      Setiap siswa menjadi siap semua
b)     Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
c)      Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
2.      Kelemahan metode numbered heads together
a)      Kemungkinan nomor yang dipanggil,akan dipanggil lagi oleh guru

b)     Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

CAONTOH CARA MEMBUAT KATA PENGANTAR SKRIPSI

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, dan hidayahnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul, ”Hubungan strategi Pembelajaran Active  Learning Oleh Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dengan Hasil Belajar Siswa  di Kelas VIII SMP Negeri 2 Sengah Temila Kabupaten Landak”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melaksanakan ujian skripsi program studi Pendidikan Pancasila dan Keawarganegaraan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (IKIP-PGRI) Pontianak.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan, bimbingan, arahan, motivasi serta sumbangan pemikiran dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:
1.    NAMA DOSEN, sebagai Pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.
2.    NAMA DOSEN sebagai Pembimbing kedua yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti.
3.   NAMA DOSEN, selaku Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (IKIP-PGRI) Pontianak.
4.    NAMA DOSEN. M.Pd, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Dan Pengetahuan Sosial (FIPPS), IKIP-PGRI Pontianak.

5.   NAMA DOSEN selaku Ketua program studi Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
6.   NAMA DOSENd, sebagi sekretaris program studi Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.    NAMA DOSEN selaku dosen pembimbing akademik yeng telah memberi bimbingan dan masukan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
8.   NAMA , sebagai Kepala SMP Negeri 2 Sengah Temila Kabupaten Landak yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
9.    Molita., S.Pd., Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Negeri 2 Sengah Temila Kabupaten Landak yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti di Kelas VIII.
10.     Bapak / Ibu Dosen beserta Staf Akademik Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Persatuan Guru Republik Indonesia Pontianak. Yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
   Peneliti sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini tentu saja banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu dengan segala keterbukaan dan kerendahan hati, peneliti mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca, yang tentu saja akan bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                         Pontianak,  Februari 2016

                                                                                                      Peneliti

PENGERTIAN DAN LANGKAH-LANGKAH MODEL/METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN 1.     Pengertian Model Pembelajaran Istilah model pembela...