Selasa, 05 Desember 2017

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament

1.    Pengertian Pembelajaran Kooperatif dinamisenak.blogspot.com
Menurut Isjoni (2011:15) “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim”. Selanjutnya menurut Hamid Hasan (dalam Etin Solihatin, 2007:4) pembelajaran kooperatif adalah “Bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama”.
Etin Solihatin dan Raharjo (2007:5) menyatakan bahwa pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian: Sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri”.
Selanjutnya Robyn M. Gillies (1949:33) mengemukakan bahwa: Cooperative learning is a pedagogical practice that involves  students' working together in small group to accomplish shared goals. in cooperative learning, each group member is required not only to complete his or her goal but to ensure that other do likewise if the group is to achieve its goal”.
Artinya : Pembelajaran kooperatif adalah praktek pedagogis yang melibatkan siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif, setiap anggota kelompok diperlukan tidak hanya untuk menyelesaikan tujuannya tetapi untuk memastikan bahwa melakukan hal yang sama jika grup tersebut ingin mencapai tujuannya.
Selanjutnya Joseph Abruscato (1996:74) mengemukakan bahwa : “A cooperative learning group consists of group of children who are in fact working together on a project, are supportive of one another, and are accountable for their individual learning as well as the learning of every other person in the group
Artinya : Kelompok pembelajaran kooperatif terdiri dari kelompok anak-anak yang bekerja sama dalam sebuah proyek, yang mendukung satu sama lain, dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka masing-masing serta belajar dari setiap anggota dalam kelompok.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran berkelompok yang terdiri dari 4-6 orang peserta didik yang saling bekerja sama membantu anggota kelompoknya dalam menyelesaikan suatu tugas untuk mencapai tujuan bersama.
2.    Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament
Team Games Tournament merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yang mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dalam belajar. Team Games Tournament yang biasa disingkat TGT  pada awalnya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith Edward. 
Menurut Lif Khoiru Ahmadi, dkk (2011:63) pembelajaran kooperatif Team Games Tournament adalah “Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement”. Selanjutnya menurut Rusman (2011:224) TGT adalah “Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda”.
Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli tentang pembelajaran kooperatif  Team Games Tournament, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen adalah pembelajaran  berkelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 orang didahului dengan penyajian materi dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang mengandung unsur permainan yang melibatkan seluruh siswa tanpa memperhatikan kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
3.    Langkah-Langkah Pelaksanaan Team Games Tournament
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari beberapa tahap, dan pada awal kegiatan peserta didik terlebih dahulu mendapatkan pemberitahuan bahwa pada akhir kegiatan pembelajaran akan diadakan turnamen antar kelompok. Dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT ini diharapkan dapat membiasakan peserta didik berkompetisi secara aktif di kelas sehingga timbul kesadaran dalam diri peserta didik untuk belajar menjadi tim yang lebih baik dan memelihara kekompakan di dalam timnya tersebut.
Berikut diuraikan langkah-langkah pelaksanaan Team Games Tournament Menurut Robert E. Slavin (dalam Narulita Yusron 2010:171-175) yaitu sebagai berikut.
a.    Pengajaran
1)   Menyiapkan Rencana Pembelajaran
2)   Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
b.    Belajar Tim
1)   Menempatkan siswa dalam kelompok atau team
2)   Siswa belajar dalam tim dan mengerjakan tugas
c.    Turnamen
1)   Siswa menempati meja turnamen masing-masing
2)   Setiap meja terdapat 1 lembar pertanyaan/soal, 1 lembar kunci jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar pencatatan skor permainan.
3)   Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I  dan yang lain menjadi penantang I dan II.
4)   Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.
5)   Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba menjawabnya.
6)   Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan jawaban secara bergantian, kemudian jawaban siswa dicocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia dimeja tournament.
7)   Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang sama.
d.   Rekognisi Tim
1)   Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor yang mereka peroleh dan diakumulasi dengan jumlah skor anggota tim.
2)   Kemudian mengumumkan kelompok yang menang.
3)   Memberikan penghargaan
Berdasarkan langkah-langkah pelaksanaan TGT tersebut, berikut disajikan pada gambar II.1 penempatan siswa dalam meja turnamen untuk mempermudah pemahaman tentang pelaksanaan TGT dalam pembelajaran menurut Robert E. Slavin (dalam Narulita Yusron 2010:168).
Sebelum melaksanakan turnamen, terlebih dahulu membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil berdasarkan prestasi.  Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen. Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya.
Berdasarkan kedua pendapat tentang pelaksanaan TGT ini, maka dapat peneliti memberikan kesimpulan bahwa penerapan TGT dimulai dengan penyajian materi oleh guru, dilanjutkan dengan belajar secara berkelompok atau diskusi kelompok, mengadakan evaluasi dengan melakukan permainan, dan terakhir melakukan penilaian atau penghargaan sesuai dengan hasil yang dicapai oleh masing-masing kelompok.
4.    Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Team Games Tournament
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam penerapannya. Begitu juga dengan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament ini.
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran Team Games Tournament Suarjana (dalam  Ziyan Takhqiqi. A (2005:123), antara lain:
a.    Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas-tugas
b.    Mengedepankan penerimaan terhadap individu 
c.    Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai meteri secara mendalam
d.   Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
e.    Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
f.     Motivasi belajar lebih tinggi
g.    Hasil belajar lebih baik 
h.    Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Sedangkan kelemahan pembelajaran Team Games Tournament antara lain:
1)   Bagi guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis.
2)   Bagi siswa

     Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN DAN LANGKAH-LANGKAH MODEL/METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN 1.     Pengertian Model Pembelajaran Istilah model pembela...